** Loksasi: Bandara Malikussaleh, Desa Pintoe Makmur (Pintoe Weu) **

[Source]( www.tribunwisata.com/2017/04/10-cara-mengatasi-phobia-naik-pesawat-kenapa-harus-takut.html?m=1)
Pernah ada yang ngalami nggak di sini ? Jadi siapkan dari sekarang, phobia itu bisa muncul, bisa karena trauma. Misalnya ada kejadian mengejutkan, dan tidak terjadi di pesawat, biasanya kejadian ini di ruangan lain, misalnya terjebak di lift. Jadi di ruangan yang sama, kecilnya mirip sama di pesawat, kan mirip sama lift, kita nggak bisa keluar. Nah itu biasanya rasa panas di dada, kemudian dia menyebar ke seluruh tubuh, kita deg-degan dan itu rasanya kita ingin keluar dari pesawat itu saat itu juga. Nggak bisa kan ya, nggak bisa keluar, karena nggak bisa buka jendela, jadi di saat seperti itu ada beberapa hal yang bisa di lakukan.
Yang pertama, jangan tergesa-gesa kalau masuk pesawat, kalau kita tergesa-gesa, mendingan datang terlambat, ya kan. Jadi ketika masuk pesawat sudah, uh....uh...uh.... Udah merasa tidak tenang, itu semuanya sudah datang.
Terus yang kedua, ketika duduk, usahakan tidak langsung membaca apa yang di sana gitu ya, do'a dulu, tenangin diri, "pikiran saya tenang....tenangin dulu, tenangin hati dulu. Terus lihat orang di sebelah kanan nggak apa-apa, orang sebelah kiri nggak apa-apa, kan gitu. Lihat-lihatin dulu orang sekeliling kita.
Yang ketiga, ketahui di mana emergensi, di mana jalan ke toilet. Kalau kita tau pintu pasti akan membantu, "owh, lari ke sana". Jadi seftinya harus kita tau.
Nah, baru yang terakhir, kita duduk tenang. Kalau serangan datang, bilang, "tenang...tenang, damai". Tapi memang saya itu takut setiap take off (proses lepas landas) sama landing, karena basicnya anaknya nggak bisa naik semacam yang terlalu banyak goncangan, kayak jet coster, itu nggak pernah mau naik. Jadi setiap take, off dan landing, ntah siapa di kanan, kiri, saya langsung panik ketika kita naik pesawat. Kemudian ketika pesawatnya uh..... mulai lepas landing, akan terbang. Kalau kita begitu terus, kemudian kita pegang orang di sebelah kita, itu sebenarnya kita membuat sugesti lebih lemah, bangun suasana.
Jadi takut. Tapi kita juga bayangkan, kalau kita naik pesawat lagi, kita akan bilang, "saya akan terbang, ini pasti sukses", dan trauma itu pasti ke reaksi fisik. Waktu itu saya pernah take off, memang jaraknya dekat sih, dari Bandara Malikussaleh ke Medan.

Jadi harusnya kan kalau habis take off, itu pantatnya naik ya pesawatnya, terus saya mulai panik, "ini apa yang salah". Terus kadang-kadang juga pernah pas landing, mereka hight landing gitu, ntah karena hujan, terus pesawatnya goyang-goyang, saya sangat takut.
Sebenarnya dari sebuah phobia, yang di takuti adalah kematian. Jadi kalau kemudian kita ikhlas, bahwa setiap orang juga bakal mati, anytime. Jadi kadang-kadang kita harus bilang ke diri sendiri gini, "so what gitu", nah jadi itu sebenarnya ketika kita mau pergi di suruh wudhuk, suruh mandi yang bersih, shalat dulu. Kalau nggak sempat shalat, berdo'a dulu, tapi usahakan harus shalat dulu, karena itu kewajiban kita sebagai hamba Allah, tidak ada untuk tidak shalat.
Jadi rasanya ketika kita bersih, dan kita ini setiap saat ikhlas. Saya ingin perjalanan ini mulus, ya nggak ada perjalanan yang mulus kan. Jadi kemudian ketika ada guncangan, landingnya hight landing, itu jadinya kita panik. Kalau saya merasa bahwa ini mau hujan, tapi tetap harus take off, itukan perasaan kita, "Aduh takut ke slip, takut pesawsatnya jatuh", biasanya kan kita mikir kayak gitu. Dan salah satu cara yang biasa saya lakukan, karena kebetulan kita lagi terbang kemana-mana, yang saya lakukan adalah tidur, merem, walaupun tidur ayam. Jadi maksudnya membuat kita rileks, relaksasi sendiri, atau mensugesti diri.
Oke, baiklah, saya rasa cukup di sini pembahasan mengenai trauma saat naik pesawat, paling tidak dari perbincangan ini, yang terpenting adalah, yuk mari kita manfa'atkan transportasi yang ada. Jika anda tidak memiliki pilihan, lakukanlah itu sebagai sebuah bagian dari kehidupan anda, lalu waspadalah, itu yang terpenting. Dan kemudian anda tidak berangkat atau bepergian sendirian, terutama bagi perempuan. Laki-laki aja nggak boleh sendiri, apalagi perempuan. Dan kemudian sangat di harapkan sekali kepada pemerintah untuk menyediakan transportasi massal yang memang aman, nyaman. Dan sudah saatnya, ini 2019, sudah 73 tahun merdeka, masak belum bisa makmur, masyarakatnya begini aja. Demkianlah, moga-moga bermanfa'at, sampai jumpa di postingan berikutnya.
Salam Steemian Indonesia 💫
~Keep writing~
Salam Sahabat Inspiratif